Minggu, 02 November 2014

Nama: Dewiana Natalia Wuwur
Nim: 2013210030


Jawaban:
Jika kita bicara tentang ilmu sosial, berarti kita telah membahas tentang hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkunganya dan hubungan inilah yang selalu kita lihat dalam realita kehidupan sehari-hari dalam masyarakaat dan kenyataan sosial inilah yang menjadi titik perhatian kita.
Ilmu sosial bukanlah suatu bidang keahlian ilmu-ilmu sosial tertentu, seperti politik, antropologi dan sebagainya, tetapi menggunakan pengertian-pengertian berasal dari berbagai bidang ilmu sosial seperti ilmu politik, sosiologi, sejarah dan sebagainya. Karena ilmu sosial  bertujuan untuk  membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas.
Dengan melihat kenyataan tersebut ada kaitanya dengan interaksi simbolik, karena manusia merupakan makhluk yang rasional dan memiliki kesadaran akan dirinya serta dorongan biologis akan memberikan motivasi pada prilaku atau tindakan manusia sehari-hari dan itu bersifat sosial. Pada posisi inilah komunikasi juga berperan di dalamnya karena komusikasi dapat memeberikan expresi dari perasaan seseorang kepada lingkunganya.
Oleh sebab itu ini merupakan keterlibatan setiap individu terhadap lingkungan sosialnya sehinnga dapat membentuk kepribadian seseorang dan hungan tersebut menyadarkan bahwa seseorang akan dihadapkan dengan hubungan yang khusus dengan lingakungan sosialnya yang sedang berlangsung dan Kesadaran diri inilah merupakan hasil dari suatu proses reflektif yang tidak kelihatan, dan individu itu melihat tindakan-tindakan pribadi atau yang bersifat potensial dari titik pandang orang lain dengan siapa individu ini berhubungan.
Jika dihubungkan dengan kopetensi yang sedang diberikan kepada saya dalam mata kuliah Teori-Teori Ilmu Sosial sangatlah jelas, karena individu yang dibimbing dalam mata kuliah tersebut merupakan individu yang dibimbing ke arah Leadership, sehingga di tuntut agar mampu memahami segala sesuatu yang berhubungan angsung dengan masyarakat.
Terlebih bila telah berhubungan langsung dengan masyarakat, kami akan dihadapkan langsunga dengan realita kehidupan yang sangatlah rumit contoh saja masalah sosial. Masalah sosial adalah suatu kondosi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarakan studi mereka yang mempunyai sifat dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.
Maka dari itu sangatlah jelas bahwa semua realita kenyataan yang ada dalam masyarakat sangatlah penting untuk dipelajari terutama untuk golongan perguruan tinggi terlebih ilmu administrasi negara yang akan diarahkan ke seorang Leadership agar mampu menjadi pemimpin yang mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat sehingga mampu menjadi leader yang baik, efekti dan dapat diandalkan tidak hanya dalam urusan negara namun terlebih diandalkan dalam kehidupan sosial masyarakat.


Minggu, 06 Juli 2014

Human and public Relation


Pendahuluan:
Komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena manusia merupak mahluk social yang saling berinteraksi berhubungan antara satu dengan yang lainya dan komunikasi sendiri menentukan suksesnya seseorang dalam melaksanakan Human Relation.

Isi:
Komunikasi itu sendiri merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Agar dapat terjadinya sebuah komunikasi memerlukan unsur seperti berikut:

-          Komunikator
-          Pesan
-          Komunikan

Komunikasi sendiri memiliki proses antara lain  yaitu proses Linear ( satu arah ), Interaksional (dua arah), Transaksional (berdebat). Komunikasi sendiri memiliki tujuan  agar dapat mempengaruhi atau merubah sesuatu.
Kesimpulan:
Bahwa komunikasi merupakan satu kesatuan dari kehidupan manusia yang di lakukan oleh seseorang ataupun kelompok kepada orang atau kelompok lain secara tatap muka maupun secara media massa dalam segala situasi dan semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan maupun kepuasan kepada orang lain.

Rabu, 18 Juni 2014

STREOTYPE VISIONER LEADER


Stereotipe visioner leadership merupakan bagian dari pemimpin yang mampu memberi motivasi  agar mampu mendorong seseorang menjadi pemimpin yang dapat berkopetensi. Pemimpin sebagai Agent of change yaitu agen perubahan di harapkan mampu memberi perubahan yang baik dan signifikan bagi yang di pimpin. Sebagai leader memiliki stereotype visioner merupakan pegangan atau vondasi untuk mengonsep suatu tujuan yang ingin di capai. Karena kepemimpinan itu merupakan kemampuan seseorang untuk membuat orang lain mengerjakan hal yang tidak mereka sukai  menjadi menyukainya. Sebagai leader juga di tuntut agar mampu mempengaruhi orang lain atau bawahanya serta mampu memberi contoh dann teladan yang baik agar adanya kekompakan dan komunikasi yang baik sehingga dapat mencapai tujuan bersama.

Factor-faktor yang mendukung : 
1.      Adanya karakter dari leader itu sendiri. Yaitu 11 karakter leader.
2.      Mempunyai motivasi baik itu dari luar maupun dari dalam diri kita sendiri
3.      Mempunyai niat untuk melakukan perubahan besar di mulai dari perubahan kecil
4.      Segi pengetahuan , keterampilan, sikap ( baik, jujur, beragama, dan mampu mamberi contoh yang  
         baik).
Tidak mau adanya perubahan dalam kehidupan dengan sikap yang tidak mau berubah dari segi individual. Serta tidak adanya komunikasi dan kekompakan yang baik antara atasan dan bawahan. Dalam sebuah organisasi tentunya kita harus mempunyai  pemimpin yang pantas agar dapat di contoh dan di teladani. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus mampu mengayomi bawahannya dangan menciptakan tingkah laku yang baik dan benar dengan di dasari etika dan filsafat seseorang sehingga mampu memberi kemampuan untuk mencapai suatu tujuan bersama serta memberikan contoh tauladan dan juga persepsi bawahan terhadap citra diri pemimpin yang memiliki pengaruh serta berperan dalam penentuan stereotip di dalam kepemimpinannya.

Rabu, 21 Mei 2014

Defenisi Kompentensi



1.     a. Pendidikan
        seorang pemimpin haruslah memiliki pendidikan, karena pendidikan adalah salah satu penunjang agar seseorang dapat memimpin orang lain dengan baik, jika seorang pemimpin tidak memiliki pendidikan bagaimana dia dapat memimpin dan memberikan pengarahan kepada orang lain.


b. Wawasan dan Pengalaman
          wawasan yang di miliki seseorang merupakan salah satu aspek yang sangat penting di miliki oleh seorang pemimpin karena wawasan dapat membatu seseorang memimpin dengan efisien, namun di sertai juga dengan pengalaman yang banyak, karena pengalaman merupakan suatu guru bagi seseorang untuk menempuh hari depan.

2.     a. Pandai memanfaatkan situasi
         seorang pemimpin haruslah cekatan, lincah, trampil dalam segala hal. Mampu mengatasi segala sesuatu dengan baik.

b. Bekerja keras
         orang yang pantang menyerah mau bekerja keras melakukan segala pekerjaan.

3.     a. Bercerminkan kepada sang pencipta
      Maksud di sini adalah meskipun kita seorang ppemimpin namun di atas kita masih ada pemimpin yang lebih tinggi yaitu sang pencipta, sepatutnya kita mampu menempatkan diri sebagai seorang pemimpin baik itu kepada bawahan, kepada lingkungan maupun masyarakat dan Negara.

b. penuh wibawa (baik, sopan, ramah dll)
      sebagai seorang pemimpin kita mampu memberi contoh kepada  bawahan kita dengan memberikan sikap dan prilaku layaknya seorang pemimpin yang baik dan efisien. Sekaligus agar kita dapat di katakana pemimpin yang dapat di contoh dalam segala prilaku dan tindakan.

4.     Etika:  -baik
                         -budiman: -pemimpin yang adil
            -buruk

Rabu, 23 April 2014

gaya kepemimpinan

Implementasi strategi biasanya berkaitan erat dengan perubahan, oleh karena itu tidaklah mengherankan masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dan perlu dicermati secara teliti dalam implementasi strategi. Gaya kepemimpinanlah yang akan berpengaruh terhadap cara-cara berkomunikasi serta proses pengambilan keputusan di dalam organisasi di mana semua itu nantinya akan bermuara pada terbentuknya budaya organisasi 

Tiga gaya kepemimpinan yang pokok yaitu gaya kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Laissez faire.

1.     Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan Otokratis ini meletakkan seorang pemimpin sebagai sumber kebijakan. Pemimpin merupakan segala-galanya. Bawahan dipandang sebagai orang yang melaksanakan perintah. Oleh karena itu bawahan hanya menerima instruksi saja dan tidak diperkenankan membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat. Dalam posisi demikian anggota atau bawahan tidak terlibat dalam soal keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan ini segala sesuatunya ditentukan oleh pemimpin sehingga keberhasilan organisasi terletak pada pemimpin.

2.     Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini memberikan tanggungjawab dan wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif dalam organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan usul serta saran dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini memandang bawahan sebagai bagian dari keseluruhan organisasinya, sehingga mendapat tempat sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pemimpin mempunyai tanggungjawab dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi serta mengkoordinasi.

3.     Gaya Kepemimpinan Laissez faire
Pada prinsipnya gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan mutlak kepada para bawahan. Semua keputusan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada bawahan. Dalam hal ini pemimpin bersifat pasif dan tidak memberikan contoh-contoh kepemimpinan. (Ngalim Purwanto, 1992:48-50)
Dari beberapa gaya kepemimpinan tersebut akan mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda-beda, tergantung pada faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin. Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya sangat dipengaruhi oleh faktor, baik yang berasal dari dalam diri pribadinya maupun faktor yang berasal dari luar individu pemimpin tersebut.

selain itu terdapat 4 gaya ataupun model kepemimpinan yang dalam suatu organisasi maupun perusahaan:
1. directing, rendah hubungan dan tinggi tugas gaya kepemimpinan ini cederung dikatakan gaya kepemimpinan otoriter. bisa dikatakan awal mula kita masuk dalam dunia kerja dimana kita lebih banyak menerima arahan dari atasan

2. coach, tinggi hubungan dan tinggi tugas gaya kepemimpinan ini lebih cenderung dikatakan gaya kepemimpinan demokrasi karena atasan juga mendengar bawahan dan saling bekerja sama.

3. suporting, tinggi hubungan dan rendah tugas gaya kepemimpinan ini sama halnya dengan coach namun perbedaan terketak pada atasan yang lebih memberikan dukungan pada bawahan dalam tugasnya

4. delegating, rendah hubungan dan rendah tugas gaya kepemimpinan ini dikatakan dengan gaya keemimpinan liberal dikarenakan atara atasan dan bawahan sudah saling memberikan kepercayaan penuh terhadap bawahan.

kepemimpinan juga harus berpegang pada nilai etika dan filsafat serta sifat-sifat kepemimpinan sehingga dalam suatu organisasi hubungan pemimpin dengan bawahan bisa terjalin dengan baik dengan menyesesuaikan pada situasional tertentu.